Ibu Hamil Berisiko Tinggi Alami Gagal Ginjal Kronis

Rabu, 07 Maret 2018 - 16:30 WIB
Ibu Hamil Berisiko Tinggi Alami Gagal Ginjal Kronis
Ibu Hamil Berisiko Tinggi Alami Gagal Ginjal Kronis
A A A
JAKARTA - Dibandingkan laki-laki, perempuan menghadapi banyak tantangan kesehatan. Khususnya ibu hamil penderita gagal ginjal kronik (GGK) yang memiliki risiko kesehatan yang tinggi baik bagi diri sendiri maupun bayi di dalam kandungan.

GM Singapore, Indonesia dan Philippines untuk Baxter, Dorothea Koh menjelaskan, perempuan penderita gagal ginjal kronik yang sedang hamil atau merencanakan kehamilan harus menjalani konsultasi pra kehamilan dan pemeriksaan kondisi kesehatan menyeluruh dengan beberapa dokter spesialis. Termasuk nefrologis, dokter kandungan dan bidan.

"Pada perempuan penderita gagal ginjal kronik stadium lanjut, kehamilan menjadi tantangan besar karena kondisi ini memiliki tingkat gangguan hipertensi dan kelahiran prematur yang tinggi. Mereka juga berisiko mengalami berkurangnya kesuburan, namun tetap dapat hamil meski jarang terjadi," jelas Dorothea saat acara Ginjal & Kesehatan Perempuan di Artotel, Jakarta, Rabu (7/3/2018).

Dengan pengobatan dialisis yang intensif, hasilnya akan membaik (harian atau setiap 2 hari sekali). Karena itu dibutuhkan program khusus untuk para perempuan dalam usia produktif. Sebelum merencanakan kehamilan, ada beberapa kondisi yang harus dipertimbangkan oleh ibu hamil penderita GGK seperti usia, kondisi kesehatan, tekanan darah, sejarah diabetes atau hati serta seberapa parah kondisi ginjal.

Tak hanya GGK, ibu hamil juga rentan mengalami penyakit ginjal lainnya seperti penyempitan saluran kemih, pembengkakan ginjal, ginjal kering hingga infeksi ginjal. Selain itu, mereka juga rentan menderita komplikasi kehamilan yang disebabkan kegagalan ginjal seperti pre-eclampsia, hipertensi dan protein dalam urin.

"Perencanaan kehamilan yang baik dan pengawasan ketat selama kehamilan dapat menurunkan risiko terjadinya komplikasi selama kehamilan baik risiko perburukan fungsi ginjal ibu ataupun risiko terhadap janin misalnya kelahiran prematur ataupun bayi dengan berat badan lahir rendah. Bayi dengan berat badan lahir rendah berisiko mengalami gangguan ginjal dikemudian hari," kata Ketua Pengurus Besar PERNEFI dan Ketua Divisi Ginjal Hipertensi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, dr. Aida Lydia, PhD.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8608 seconds (0.1#10.140)